Beranda | Artikel
Contoh Kehebatan Tafsir Ibn Abbas
Senin, 5 Januari 2015

Contoh Kehebatan Tafsir Ibn Abbas

Ibnu Abbas dilahirkan 3 tahun sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah. Menurut keterangan ad-Dzahabi, beliau menjadi sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selama 30 bulan. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, usia Ibnu Abbas sekitar 14 tahun. (Siyar A’lam an-Nubala, 3/332).

Sementara Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, menggantikan Abu Bakr sebagai khalifah, tahun 13 hijriyah. Artinya, ketika itu usia Ibnu Abbas sekitar 17 tahun.

Ibnu Abbas menceritakan,

Umar memasukkan aku dalam anggota dewan bersama para sahabat senior peserta perang Badar. Ketika mereka melihat keterlibatanku, ada diantara mereka yang merasa jengkel. Dia komentar kepada Umar,

‘Mengapa engkau melibatkan anak ini bersama kami. Kami juga punya anak seusia dia.’

Jawab Umar, ‘Dia orang yang sudah kalian kenal kecerdasannya.’

Suatu hari, Umar mengundangku untuk berkumpul bersama mereka. Aku tidak menyangka Umar mengundangku hari itu, selain untuk menunjukkan keahlianku kepada mereka.

Tanya Umar ke semua anggota majlis,

“Apa tafsir kalian tentang firman Allah,

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالفَتْحُ

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan fathu Mekah.”

Sebagian menjawab,

“Kita diperintahkan untuk memuji Allah, memohon ampun kepadanya apabila kita mendapat pertolongan dan diberi kemenangan.”

Sementara yang lain diam dan tidak menjawab apapun.

Giliran Umar bertanya kepada Ibnu Abbas,

‘Apa semacam ini menurut anda, wahai Ibnu Abbas?’

”Tidak.” jawab Ibnu Abbas.

”Lalu apa tafsirmu?” tanya Umar.

”Itu adalah (tanda) ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ayat itu mengisyaratkan hal itu.” kata Ibnu Abbas.

Selanjutnya beliau memulai menjelaskan,

Allah berfirman,

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالفَتْحُ

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan fathu Mekah.”

Itu adalah tanda ajalmu. Karena itu,

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

Sucikanlah Tuhanmu dengan memuji-Nya, sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat.

Komentar umar,

مَا أَعْلَمُ مِنْهَا إِلَّا مَا تَعْلَمُ

”Yang aku ketahui juga seperti itu.” (HR. Bukhari no. 4970)

Tugas utama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mendakwahi kaumnya dan mengajak mereka untuk menjadi seorang muslim. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berhasil menaklukkan kaumnya, berarti tugas utama sang nabi telah usai. Sehingga fathu Mekah merupakan tanda dekatnya ajal beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Artikel asli: https://nasehat.net/contoh-tafsir-ibn-abbas/